Translated Your Language

Kamis, 11 April 2013

Profile Kabupaten Tolitoli

KABUPATEN TOLITOLI
KABUPATEN TOLITOLI
PROFILE KABUPATEN TOLITOLI

Kabupaten tolitoli adalah salah satu kabupaten di Sulawesi Tengah, Indonesia.  Ibu kota kabupaten ini terletak di Kota Tolitoli. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 4.079.6 Km2 dan berpenduduk sebesar 210.000 Jiwa (2008).

Kabupaten Tolitoli sebelumnya bernama Kabupaten Buol Tolitoli, Namun pada tahun 2000 berdasarkan Undang-undang No.51 Tahun 1999 kemudian Kabupaten Tolitoli dimekarkan menjadi yaitu Kabupaten Tolitoli sebagai Kabupaten Induk dan Kabupaten Buol sebagai kabupaten hasil pemekaran.

SEKILAS TENTANG KABUPATEN TOLITOLI

Nama Daerah : Kabupaten Tolitoli
Ibu Kota         : Tolitoli
Provinsi          : Sulawesi Tengah

Luas Wilayah       : 4.079.76 Km2
Jumlah Penduduk : 210.000 Jiwa ( Data Kependudukan Kantor Catan Sipil 2008)

WILAYAH TOLITOLI DAN PENDUDUK

Wilayah Tolitoli meliputi Kecamatan:

Dampal Selatan  : 18,005 Jiwa
Dampal Utara     : 13,553 Jiwa
Dondo                 : 22, 406 Jiwa
Basidondo           : 10,117 Jiwa
Ogodeide            : 11,275 Jiwa
Lampasio            : 16,919 Jiwa
Baolan                : 56,469 Jiwa
Galang                : 26,243 Jiwa
Tolitoli Utara      : 15,882 Jiwa
Dako Pemean     : 7,135 Jiwa

Luas Areal sekitar : 4,079,77 Km2
Jumlah Penduduk  : 210.000 Jiwa
   Pria: 102,165 Jiwa
   Wanita: 95,889 Jiwa
Terdiri dari 73 Desa, 5 Kelurahan dan 10 Kecamatan.

Batas Wilayah
- Utara: Buol dan Laut Sulawesi
- Selatan: Kabupaten Donggala
- Barat: Selat Makassar
- Timur: Kabupaten Buol 



SEJARAH KABUPATEN TOLITOLI

Nama Tolitoli berasal dari kata Totolu, yang berarti Tiga. Bangsa Tolitoli berasal dari 3 manusia kahyangan yang menjelma ke bumi melalui Olisan Bulan (Bambu Emas), Bumbung Lanjat (Puncak Pohon Langsat), dan Ue Saka (Sejenis Rotan), jelmaan Olisan Bulan dikenal sebagai Tau Dei Baolan atau Tamadika Baolan, yang menjelma melalu Ue Saka yang dikenal sebagai Tau Dei Galang atau Tamadika Dei Galang. Sedangkan seorang putri yang menjelma sebagai Bumbung Lanjat dikenal sebagai Boki Bulan.

Kemudian nama Totolu berubah menjadi tontoli sebagaiman tertulis dalam Lange-Contrack 5 Juli 1858 yang ditandatangi pihak Belanda anatara Dirk Francois dengan Raja Bantilan Syaifuddin. Tahun 1918 berubah menjadi Tolitoli seperti terlihat dalam penulisan Korte Verklaring yang ditandatangani Raja Haji Mohammad Ali dengan pemerintah Belanda yang berpusat di Nalu,

Bahasa yang dipakai sehari-hari adalah Bahasa Geiga. Bahasa ini menurut Ahli Bahasa AC Kruyt dan DR Adriani termasuk dalam kelompok Bahasa Tomini, yang daerah sebarnya antara Desa Towera didaerah Kabupaten Donggala sampai dengan Desa Molosipat diperbatasan Gorontalo.


LOGO DAERAH
  1. BENTUK PRISAI JANTUNG: Kepahlawanan dan Patriotisme Persatuan
  2. BINTANG: Ketuhanan yang Maha Esa
  3. POHON KELAPA: Pohon Serbaguna yang menjadi perekonomian masyarakat sejak dulu dan sekarang.
  4. 5 BIJI POHON KELAPA DAN 5 PELEPAH: Mewujudkan dan mengamalkan Pancasila sebagai Falsafah Negara.
  5. LINGKARAN PUTIH: Menggambarkan kasih sayang dan persaudaran yang tulus antara penduduk yang berdomisili didaerah ini.
  6. PADI DAN KAPAS: Sandang dan Pangan atau lambang kesejahteraan dan kemakmuran.
  7. DUA BUAH CENGKEH:Gambaran doa dan pengharapan yang artinya hubungan antara seorang hamba dengan Tuhannya sekaligus cengkeh adalah salah satu komoditi andalan yang banyak diusahankan masyarakat Kabupaten Tolitoli.
  8. RUMAH ADAT TOLITOLI DAN PINTU ADAT BAMBU KUNING: Rumah adat Tolitoli dan Pintu adat bambu kuning.
  9. DUA EKOR LUMBA-LUMBA: Sifat masyarakat Tolitoli yang ramah dan bergotong royong.
  10. TIGA RIAK AIR: Menggambarkan masa lalu, masa kini dan masa akan datang.
  • Masa lalu adalah kisah lagenda tiga anak manusia atau totolu yang merupakan cikal bakal lahirnya manusia pertama tolitoli dan berdirinya daerah ini.
  • Masa kini adalah kehidupan dalam reformasi, transparansi dan demokrasi.
  • Masa datang adalah regenerasi dalam kehidupan dan penerus serta penentu kemajuan daerah ini berakal dari masa lalu.
  • GARIS LINTANG: Ikatan batin dengan daerah-daerah lain di Sulawesi Tengah


LETAK GEOGRAFI

Tolitoli dengan letak geografis yang sangat strategis yaitu berada diselat Makassar, salah satu dari tujuan selat strategi didunia, hubungan langsung dengan dunia internasional mendorong pemerintah untuk terus mengembangkan potensi daya terik investasi didaerah Tolitoli.

Seperti tertera di rencana strategis pengembangan daerah, ditahun 2010 mendatang Tolitoli dapat berdiri sebagai kabupaten mandiri dan sejahtera bertumpu pada pertanian, perkebunan, industri, perikanan dan perdagangan.


IKLIM DAN TOPOGRAPI

Tolitoli memiliki ketinggian yang didominasi perbukitan dengan tinggi 0-2.500 meter dpl (diatas permukaan laut). Sebagai bagian dari wilayah tropis memiliki suhu udara rata-rata 22,4-3,7 0C dengan kelembaban udara pada kisaran 82-86%. Curah hujan pertahun 1.760,6 mm dengan rata-rata 142 hari/tahun. Kecepatan angin berada pada kisaran 10-15 knot.


OBJEK PARIWISATA
  1. Pantai Lalos, Batu Bangga, Kecamatan Galang
  2. Pantai Tende dan Pantai Sabang Desa Tende Kecamatan Galang.
  3. Pantai Taragusung-Pulau Dolangan Desa Santigi Kecamatan Tolitoli Utara.
  4. Pantai Dermaga Batu di Tolitoli Utara.
  5. Konservasi Burung Maleo, di Pantai tj. Matop, Pantai Pinjan, Desa Salumpaga Kecamatan Tolitoli Utara.
  6. Pulau Telur, Pulau Lingayan : Pemandangan Bawah Air. Kecamatan Dampal Utara.
  7. Air Terjun Kolasi Desa Bambapun Kecamatan Dampal Utara.
  8. Air Terjun Sigelan Desa Oyom Kecamatan Lampasio.
  9. Rumah Adat Balai Masigi, Desa Tambun Kecamatan Baolan.
  10. Makam Raja Tolitoli di Pulau Lutungan Kecamatan Baolan. 

BUDIDAYA

Luas lahan cengkeh di Tolitoli 24.794 Ha, yang terdiri dari 23.299 Ha, tanaman muda menghasilkan, dan 1.495 Ha, tanaman tua / rusak, tetapi masih menghasilkan, sedangkan tanaman cengkeh muda yang belum mulai menghasilkan 102 Ha. Data kebutuhan cengkeh nasional pada tahun 1999 menunjukkan bahwa karena besarnya kebutuhan cengkeh untuk pabrik rokok, infor cengkeh tahinitu mencapai 20.690 ton. Meningkat cengkeh tolitoli tergolong berkwalitas bagus, maka pengembangan perkebunan cengkeh merupakan kebijakan yang akan menguntungkan masyarakat petani cengkeh dan Pemda Tolitoli. Kebijakan tersebut diatas mengacu pada Kebijakan nasional dalam Pengembangan Cengkeh yang diarahkan pada :
  1. Stabilitas harga cengkeh.
  2. Dukungan penyediaan dana untuk peningkatan produksi dan mutu hasil.
  3. Peningkatan nilai tambah komoditas cengkeh.
Berdasarkan kebijakan nasional tersebut Dinas Perkebunan Tolitoli telah menindak lanjuti dengan perencanaan pengembangan cengkeh yang dititik beratkan pada 3 kegiatan, yaitu pengadaan bibit, budidaya, serta panen dan pasca panen. Pengadaan bibit meliputi penambahan areal lahan pembibitan, penyediaan bibit unggul, penyediaan modal petani, dan penyediaan pupuk serta obat-obatan.Budidaya meliputi peremajaan dan perluasan lahan perkebunan cengkeh, peningkatan mutu tanaman, pengendalian hama dan penyakit, serta penyediaan permodalan petani. Panen dan pasca panen meliputi peningkatan mutu cengkeh, perluasan pasar, dan diversifikasi produk yang erat kaitannya dengan agro industri.

Berdasarkan kebijakan nasional tersebut Dinas Perkebunan Tolitoli telah menindak lanjuti dengan perencanaan pengembangan cengkeh yang dititik beratkan pada 3 kegiatan, yaitu pengadaan bibit, budidaya, serta panen dan pasca panen.
  1. Pengadaan bibit meliputi penambahan areal lahan pembibitan, penyediaan bibit unggul, penyediaan modal petani, dan penyediaan pupuk serta obat-obatan.
  2. Budidaya meliputi peremajaan dan perluasan lahan perkebunan cengkeh, peningkatan mutu tanaman, pengendalian hama dan penyakit, serta penyediaan permodalan petani.
  3. Panen dan pasca panen meliputi peningkatan mutu cengkeh, perluasan pasar, dan diversifikasi produk yang erat kaitannya dengan agro industri.
Ketiga kegiatan diatas membutuhkan modal yang tidak sedikit. Selama ini petani cengkeh di Tolitoli menggunakan permodalan sendiri yang relatif terbatas, sehingga dalam pengelolaan teknis budidaya yang dilakukan belum optimal. Menyadari bahwa dana pembangunan daerah yang bersumber dari PAD terbatas, maka Pemerintah Daerah Tolitoli mengundang investor untuk menanamkan modalnya disektor budidaya cengkeh.




DATA UMUM

Luas Kabupaten                     : 4.079.77 Km2 atau 409.977
Luas Wilayah Laut Teritorial : 241.92 mil 300.856,22 Ha
Panjang Garis Pantai              : 453.98 Km300.856,22 Ha
Letak Geografis                      : 000 35 LU; 010 20? LU

Jumlah Kecamatan Pesisir : 9 Kecamatan

Jumlah Desa : 78 Desa

Jumlah Desa Pesisir                     : 53 Desa
Jumlah Pulau-pulau Kecil            : 43 Pulau
Jumlah Pulau Berpenghuni          : 13 Pulau
Jumlah Pulau tidak Berpenghuni : 30 Pulau
Jumlah Pulau terluar ( berbatasan ) Dengan Negara tetangga Malaysia : 3 Pulau

Potensi Perikanan Budidaya
Potensi lahan budidaya payau yang terolah: 902.2 Ha
Potensi lahan budidaya air tawar yang terolah: 119 Ha
Potensi lahan budidaya laut: +5.750 Ha
Jumlah Rumah Tangga Perikanan (RTP) Budidaya: 324 RTP

Jumlah Produksi Perikanan Budidaya :
Produksi tambak 49,4 Ton (Januari s/d Juni 2007)
Jumlah Produksi Kolam 12,49 Ton (Januari s/d Juni 2007)
  1. Rumput Laut.
  2. KJA (Ikan Karapu)
  3. Taripang
  4. Bandeng
  5. Udang
  6. Mutiara
  7. Lobster
  8. Abalon / Mata Tujuh
Potensi Perikanan Tangkap          : 15.116,93 Ton
Jumlah RTP Potensi Lestari Ikan : 40.000 Ton
Jumlah kapal Motor                     : 334 Unit
Jumlah Perahu Tempel                 : 635 Unit
Perahu Tanpa Motor                     : 3.079

Jenis alat tangkap
  1. Pukat Pantai : 587 unit
  2. Payang : 37 unit
  3. Pole and Line : 125 unit
  4. Jaring insang hanyut : 206 unit
  5. Pancing Tonda : 344 unit
  6. Pancing lainnya : 921 unit
  7. Sero : 69 unit
  8. Bagan Perahu : 38 unit
  9. Bubu : 132 unit
Sarana dan Prasarana
  1. Belai benih ikan (BBI) : 1 unit (desa Lakatang Kec. Galang)
  2. Belai Benih Udanag (BBU) : 1 unit (desa Sabang Kec. Galang)
  3. Tempat Pelelangan Ikan (TPI) : 2 unit 
  4. Kedai Pesisir : 1 unit
  5. Pabrik Es Kapsitas 3 ton/hari : 1 unit
  6. Outlet (Toko Ikan) : 3 unit

PERKEBUNAN

Komoditi tanaman perkebunan merupakantanaman perdagangan yang cukup strategis di Kabupaten Tolitoli. Karena tidak sengaja merupakan sumber penghasilan devisa di sektor pertanian, tetapi lebih penting lagi adalah rangkaian kegiatan produksinya termasuk pengusahaan dan pemasarannya menciptakan lapangan kerja sehingga dapat menyerap tenaga kerja yang ada. Tanaman kelapa padaumumnya merata di daerah kabupaten tolitoli.

Sejak harga cengkeh membaik kembali dipasaran, maka dalam kurun waktu dua tahun produksi cengkeh pun mengalami fluktuasi yang cukup berarti.

Dengan adanya kebijakan pemerintah untuk menghapuskan organisasi BPPC, maka pada tahun 1999 produksi cengkeh pada tahun 2011 mencapai 4.117 ton, sementara itu luas areal tanaman cengkeh mencapai 25.715 ha yang terdiri dari yang menghasilkan sebesar 18.211 ha, yang sudah tua 5.247 ha dan yang tanaman muda sebesar 2.257 ha.

3 komentar:

  1. Yang penting jangan ambil benih dari jawa, coba cek perkebunan tempat mengambil benih di Jawa, di Jawa daerah endemik penyakit cengkeh

    BalasHapus
  2. Kebutuhan cengkeh nasional yang cukup besar sejak tahun 1999 tentu merupakan kabar gembira bagi masyarakat petani cengkeh diseluruh wilayah nusantara, di Kabupaten Tolitoli misalnya, mayoritas masyarakat lokal mengandalkan tanaman ini sebagai komoditi unggulan, kondisi geografis dan iklim yang tropis sangat menunjang kualitas dan kuantitas produksi lokal diwilayah ini.

    Kepastian pasar dan harga dengan hasil produksi tanaman cengkeh yang cukup melimpah ketika itu (1999) tidak berjalan secara beriringan, sehingga berdampak pada beralihnya perhatian dan fokus masyarakat petani cengkeh dalam membudidayakan dan merawat tanaman ini, yang selanjutnya berdampak pada tidak sedikitnya petani cengkeh yang membiarkan begitu saja tanaman ini dan mencari tanaman lain, tidak hanya sebagai komodity alternatif, tetapi sampai pada menitik beratkan kualitas kesejahteraan sosial mereka pada tanaman lain selain cengkeh.

    Selain itu, perhatian Pemerintah Daerah (yaitu pengadaan bibit, budidaya, serta panen dan pasca panen) sebaiknya lebih komprehensif dan kalau bisa segera di-bumi-kan dan bukan konsep yang terlalu melangit, mengingat komoditi ini sangat mempengaruhi pendapatan per kapita masyarakat petani lokal. Data produksi dan harga Cengkeh (khususnya) sejak tahun 1999 sampai dengan 2011 belum bisa disajikan dengan baik dan terperinci, sehingga menimbulkan efek ke-tidak-pastian pasar dan harga serta minimnya minat investor untuk menanamkan modalnya dalam usaha cengkeh yang juga merupakan tanaman unggulan petani perkebunan lokal, sehingga kondisi tersebut semakin mempersulit masyarakat, pemerintah maupun swasta dalam mengandalkan akses informasi sebagai sarana komunikasi yang baik dalam mengembangkan usaha untuk komoditi ini.

    Kondisi ini merupakan tanggung jawab bersama seluruh elemen masyarakat, swasta dan pemerintah agar komoditi ini dapat kembali menunjukan kualitasnya sebagai tanaman komoditi unggulan masyarakat tolitoli. Tingginya nilai jual tanaman cengkeh pada tahun 2013 ini tentunya sangat baik dan dapat menimbulkan efek domino terhadap perbaikan kondisi perekonomian lokal, regional bahkan nasional. kebijakan pemerintah sebaiknya tidak hanya sebatas konsep. solusi dan langkah-langkah strategis sudah saatnya mengalir di tanah KALRANGAN ini sehingga kualitas dan kuantitas produksi dapat tercapai dengan baik serta akses informasi dan ketertarikan investor dapat kembali pulih dan terus membaik.

    Sekian tanggapan saya demi perbaikan kearah lebih baik bagi pengembangan usaha dibidang perkebunan khususnya tanaman cengkeh untuk tanah kelahiran kita ini, semoga cengkeh sebagai simbol daerah ini dapat termanifestasikan dalam bentuk ril kedalam kuualitas kesejahteraan masyarakat lokal Kabupaten Tolitoli. Amin...!!!

    Bravo cengkeh, Jayalah Tolitoli....

    BalasHapus